Jumat, 04 Desember 2009

Dingin Dalam Hati


Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan

Dalam udara dingin yang menusuk

Dan masing-masing memiliki sepotong kayu

Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi,

Orang pertama mengeraskan hatinya

Diantara orang-orang yang mengelilingi api unggun itu, ia terlihat satu-satunya yang berkulit hitam

Orang berikutnya melihat seseorang bukan dari kalangannya

Dan ia enggan untuk memberi kayunya

Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping

Ia tutup jaketnya rapat-rapat,

Dia pun tak mau mengorbakan kayunya

Apalagi untuk orang kaya

Yang kaya duduk diam sambil membayangkan kekayaannya

Ia pun berpikir bagaimana cara mempertahankan kayunya dari si miskin dan si pemalas

Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut balas karena apinya mati

Yang ia lihat pada kayunya hanyalah hasrat dan peluang untuk menuntut balas pada orang-orang berkulit putih

Orang terakhir dalam kelompok ini hanya terdiam dan tidak mau berbuat apa-apa, kecuali ada untungnya

Memberi hanya kepada mereka yang memberi lebih dulu adalah prinsipnya

Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka, membuktikan dosa mereka

Mereka pun mati

Bukan mati akibat udara dingin diluar

Melainkan karena dingin dalam hati …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar