Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan
Dalam udara dingin yang menusuk
Dan masing-masing memiliki sepotong kayu
Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi,
Orang pertama mengeraskan hatinya
Diantara orang-orang yang mengelilingi api unggun itu, ia terlihat satu-satunya yang berkulit hitam
Orang berikutnya melihat seseorang bukan dari kalangannya
Dan ia enggan untuk memberi kayunya
Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping
Ia tutup jaketnya rapat-rapat,
Dia pun tak mau mengorbakan kayunya
Apalagi untuk orang kaya
Yang kaya duduk diam sambil membayangkan kekayaannya
Ia pun berpikir bagaimana cara mempertahankan kayunya dari si miskin dan si pemalas
Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut balas karena apinya mati
Yang ia lihat pada kayunya hanyalah hasrat dan peluang untuk menuntut balas pada orang-orang berkulit putih
Orang terakhir dalam kelompok ini hanya terdiam dan tidak mau berbuat apa-apa, kecuali ada untungnya
Memberi hanya kepada mereka yang memberi lebih dulu adalah prinsipnya
Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka, membuktikan dosa mereka
Mereka pun mati
Bukan mati akibat udara dingin diluar
Melainkan karena dingin dalam hati …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar